Hamburg selalu menjadi kota perdagangan utama di Eropa. Faktanya, ia memiliki lokasi yang sangat menguntungkan, terletak di pertemuan Sungai Elbe di laut Utara.
Kota ini memiliki moto sendiri, yang tertulis di balai kota, terjemahan puitisnya berbunyi “Kebebasan yang diperoleh nenek moyang kita untuk kita, biarkan keturunan kita memeliharanya dengan martabat dan kehormatan.” Hamburg disebut sebagai gerbang dunia dan bahkan ditampilkan di lambang kotanya, yang menggambarkan gerbang benteng kota. Hamburg bahkan pernah menjadi negara kota sehingga ia memiliki lagu kebangsaannya sendiri.
Namun mungkin bangunan terpenting adalah Balai Kota Hamburg yang terkenal, di sinilah kamera mengarahkan pandangannya. Balai kota dianggap sebagai milik kota, meskipun balai kota yang sekarang tidaklah begitu tua, pada tahun 1842 terjadi kebakaran yang menghancurkan balai kota lama hingga ke tanah.
Lebih dari 128 proyek diajukan untuk pembangunan balai kota baru, pilihan jatuh pada arsitek Martin Haller — yang merancang Balai Kota dalam gaya neo-Renaisans.
Balai kota baru dibangun 44 tahun kemudian. Bangunan ini terdiri dari 647 ruangan, bangunan tersebut memiliki menara dengan tinggi mencapai lebih dari 112 meter, dan tentu saja ada jam di balai kota.
Di balai kota, di antara jendela ada niche yang menampung patung semua 20 raja Jerman.
Di dalam balai kota itu sendiri, ada juga banyak objek seni menarik. Langit-langit tangga yang menuju ke senat dihiasi dengan rangkaian lukisan yang didedikasikan untuk semua tahap kehidupan seorang warga – Kelahiran, masa kanak-kanak, pendidikan, militer, pernikahan, sumpah sipil, kehidupan keluarga, kerja, dan kematian itu sendiri. Semua lukisan dibuat dengan cat emas.
Semua kolom di aula balai kota dihiasi dengan potret warga terkenal Hamburg.
Ngomong-ngomong, sekarang balai kota menjadi tempat senat, arsip kota, kantor catatan sipil, perpustakaan, dan layanan publik.
Anda bisa mengunjungi balai kota di paruh pertama hari, pada waktu ini dibuka untuk wisatawan.